Berdasarkan hasil penelitian Profesor Roger Sperry (California), otak manusia terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kiri dan belahan kanan. Setiap belahan atau hemisfer memiliki fungsi yang berbeda. Walaupun demikian, keduanya saling mendukung. Hasil temuan awal dari Sperry menunjukkan bahwa kedua belahan otak (otak kiri dan kanan) cenderung mempunyai daerah yang menjadi pusat fungsi intelektual utama. Otak kiri lebih dominan pada suatu hal yang menyangkut logika, tulisan, angka, urutan, kelinieran, kebakuan, data dan analisis. Otak kanan lebih dominan pada suatu hal yang menyangkut imajinasi, emosional, keinginan, kebebasan, warna music, bentuk dan kreativitas. Kemudian, temuan ini dibenarkan oleh Ornstein, Zaidel, Bloch dan kawan-kawan.
Walaupun setiap belahan otak dominan dalam aktivitas tertentu, tetapi masing-masing belahan otak tetap saling mendukung proses berpikir seseorang. Jadi, kurang tepat apabila kita mengatakan bahwa seseorang yang tergolong “otak kanan” tidak bisa mengembangkan dan mengasah ketrampilan otak kirinya. Dengan ada nya pelabelan pada diri seseorang, sama saja dengan menurunkan produktivitas orang tersebut. Masalahnya, disadari atau tidak, hal tersebut justru membatasi kemampuan seseorang untuk mengembangkan fungsi dan kecakapan setiap belahan otak.
Untuk mengetahui apakah seseorang dominan menggunakan otak kanan atau kiri mungkin bisa diketahui dengan memperhatikan beberapa hal berikut.
Biasanya, seseorang yang dominan menggunakan OTAK KIRI akan berperilaku sebagai berikut :
- Menyukai kata-kata, symbol, dan huruf.
- Gemar mengikuti kegiatan yang merangsang kemampuan artikulatif.
- Mengerjakan suatu pekerjaan dengan menggunakan jadwal yang teratur dan alokasi waktu yang sesuai.
- Menyukai informasi yang bersifat faktual.
- Dapat menganalisis atau memperdiksi sesuatu yang akan terjadi.
- Menyimpan segala sesuatu di tempat khusus.
- Suka membuat perencanaan sendiri secara matang.
- Sangat stabil dan konsisten.
Dan, seseorang yang dominan menggunakan OTAK KANAN biasanya akan berperilaku sebagai berikut :
- Lebih bisa berpikir dalam bentuk gambar (skema).
- Lebih suka dengan segala sesuatu yang bersifat acak.
- Lebih menyukai lingkungan belajar yang bersifat spontan.
- Menyukai informasi yang membahas mengenai hubungan dengan beberapa hal.
- Menyukai pendekatan yang bersifat terbuka dan baru.
- Sangat fleksibel, bahkan terkadang sulit untuk ditebak.
- Dapat mengikuti perencanaan yang dibuat oleh siapa saja.
- Biasanya bertindak berdasarkan perasaan.
Lalu, bagaimana cara untuk menyeimbangkan ketrampilan mental antara otak kiri dan otak kanan? Sebenarnya itu tidak sulit. Sebelumnya kita perlu mengetahui “area” atau wilayah kekuatan dan kelemahan diri. Sebagai contoh, seseorang yang telah mengetahui bahwa dirinya cenderung dominan “otak kiri” dapat melatih dan mengembangkan imajinasi dan kreativitas dengan membuat peta pikiran. Sementara, seseorang yang merasa cenderung “otak kanan” dapat melatih mengkuti secara aktif kelompok diskusi atau debat.
Dengan kata lain, untuk dapat mencapati hasil pembelajaran yang maksimal, kedua belahan otak harus “diseimbangkan” dan dilatih secara optimal. Hal ini penting, mengingat dalam proses berpkir seseorang tidak bisa hanya “mengandalkan” satu belahan otak saja. Dengan mengetahui kecenderungan diri selama proses berpikir atau dalam mengerjakan suatu hal, diharapkan Anda terus berusaha untuk melatih dan mengembangkan kemmapuan belahan otak lainnya.